Surabaya, 23 September 2024 – Sebagai langkah signifikan dalam memberdayakan generasi muda Indonesia dan memperkuat daya saing industri bangsa, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI melalui Balai Diklat Industri (BDI) Surabaya dan BDI Yogyakarta, bekerjasama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdiatul Ulama (RMI NU) mengadakan pelatihan vokasi 3-in-1 yang komprehensif bagi para santri. Inisiatif ini merupakan upaya untuk membekali santri dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk berkembang di era digital.
Acara pembukaan yang diselenggarakan di Aula Balai Diklat Industri Surabaya, Jalan Gayung Kebonsari Dalam No. 12, Gayungan, Senin 23 September 2024 ini, dihadiri oleh pejabat tinggi Kementerian Perindustrian RI, tokoh NU, serta perwakilan dari industri dan pemerintah daerah.
Dalam pembukaan serentak pelatihan diikuti oleh 175 peserta baik offline maupun online. Untuk offline terdapat 50 orang peserta pelatihan Social Media Marketing angkatan 27 BDI Surabaya, 25 orang peserta pelatihan Pengelasan SMAW 1G BDI Surabaya, dan 50 orang peserta pelatihan Operator Alas Kaki BDI Yogyakarta.
Acara pembukaan Pelatihan Vokasi 3 in 1 dimulai dengan Laporan Penyelenggaraan oleh Kepala Pusdiklat Sumber Daya Manusia Industri, Saiful Bahri. Selanjutnya, Rois Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Mohammad Nuh menyampaikan sambutan.
Setelah itu, dilakukan penyerahan plakat kepada Mohammad Nuh oleh Kepala Balai Diklat Industri Surabaya, Zya Labiba. Salah satu highlight acara adalah penyerahan simbolis Kartu BPJS Ketenagakerjaan dan penyematan tanda peserta.
Puncak acara adalah pembukaan serentak yang dilakukan bersama-sama. Sebagai bentuk komitmen bersama dalam pengembangan sumber daya manusia, pada kesempatan ini juga telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama atau MOU.
Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian, Masrokhan Sulaiman, menyampaikan pelatihan vokasi 3 in 1 ini merupakan upaya konkret untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing santri di era digital. Harapannya program ini dapat menjadi jembatan bagi para santri untuk memasuki dunia industri dengan kompetensi yang mumpuni.
“Program ini merupakan langkah konkrit dalam mempersiapkan SDM kita menghadapi lanskap industri yang semakin kompetitif. Kami bersyukur atas kerjasama yang terjalin dengan RMI NU dan berbagai industri,” tandasnya.
Program pelatihan ini juga memberikan sertifikasi yang diakui secara nasional. Para peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan ini dengan baik akan mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh Balai Diklat Industri Surabaya dan sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Sertifikasi ini akan memberikan pengakuan resmi terhadap keterampilan yang dimiliki oleh peserta, sehingga dapat meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
“Pelatihan ini tidak hanya sekadar memberikan ilmu, namun juga memberikan bekal nyata untuk memasuki dunia kerja. Program ini dirancang untuk mencetak lulusan siap kerja yang tidak hanya mengatasi masalah pengangguran, tetapi juga mensejahterakan masyarakat, ” jelasnya
Selain itu, Kemenperin telah menyatakan niatnya untuk memperluas program ini ke wilayah lain, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan industri.
“Kami terus berupaya menciptakan SDM terampil, berkompeten, yang siap berkontribusi terhadap pertumbuhan industri Indonesia. Pelatihan 3in1 ini terus berkelanjutan, kami sepakat kerjasama tidak berhenti di sini, kita akan lakukan dengan BDI-BDI di wilayah lainnya. Semuanya ini berkat kerjasama pemerintah dalam hal ini kementerian perindustrian, pemerintah daerah yang memiliki andil besar dan mitra industri serta tokoh-tokoh masyarakat diharapkan turut bisa berpartisipasi di dalamnya menyiapkan industri di masa depan,” paparnya.
Sementara itu, Rois Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Mohammad Nuh mengatakan RMI NU bersama Kementerian Perindustrian melalui BDI Surabaya dan Yogyakarta berhasil menyatukan dunia pesantren dan industri. Pelatihan vokasi 3 in 1 ini tidak hanya membekali santri dengan ilmu agama, tetapi juga keterampilan teknis yang siap diadu di dunia kerja.
“Alhamdulillah, pelatihan vokasi 3in1 ini adalah pembekalan kompetensi. Dalam satu sisi mereka (santri) sudah punya kompetensi di bidang keagamaan, tentu ini semakin utuh karena dilengkapi dengan kompetensi dibidang technical life skill, ” jelas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Prof Mohammad Nuh yang merupakan Ketua Dewan Pers Periode 2019-2022 mengapresiasi program ini sebagai upaya luar biasa dalam mempersiapkan generasi muda yang memiliki kompetensi ganda, yakni kuat dalam iman dan tangguh dalam keterampilan.
“Kerjasama RMI dengan Kementerian Perindustrian saya kira luar biasa, karena melalui program ini menyiapkan anak-anak yang background santri, tapi dia (santri) tidak kalah punya kemampuan technical skill yang luar biasa dan dilatih dalam program vokasi 3in1, ” tutupnya.
(alf-disadur dari memorandum.disway.id)