Dalam kunjungannya ke Balai Diklat Industri Surabaya, Wakil Gubernur Jawa Timur Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc menyampaikan agar Bdi Surabaya konsisten dengan perannya sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dengan dunia usaha. Data yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu 30% wilayah Jawa Timur sudah merupakan wilayah industri dan Jawa Timur merupakan penyumbangan 22% pemasukan negara terutama yang berasal dari industri Pengolahan.
Saat ini Pemerintah terutama Pemerintah Provinsi sedang mendorong pengembangan competitive advantage terutama industri tekstil baru di Lamongan dan Kertosono serta mendorong pertumbuhan ekonomi dengan adanya koridor tol yang baru (Tol Ngawi – Kertosono).
Permasalahan sumber daya manusia industri juga menjadi perhatian Pemerintah Provinsi untuk itu Pemprov Jawa Timur juga membangun Balai Latihan Kerja serupa dengan Balai Diklat Industri Surabaya agar tenaga kerja yang dihasilkan lebih kompetitif dan handal, mampu bertahan di tengah ganasnya persaingan sumber daya manusia. Industri tekstil dan produk tekstil terutama industri garmen memang merupakan industri padat karya sehingga memerlukan pelatihan yang intensif, selain itu ketersediaan bahan baku juga harus menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah Provinsi berjanji untuk mendorong pilot project selat rami dan bekerja sama dengan Ikatan Alumni Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) untuk ketersediaan lahan sebesar 60 hektar sehingga bahan baku industri dapat disediakan dalam negeri.
Penelitian dan pengembangan teknologi tekstil ini juga hendaknya diimbangi dengan adanya lembaga pendidikan atau lembaga riset khusus mengenai tekstil dan produk tekstil khususnya di Jawa Timur. Untuk itu, Emil Dardak berjanji akan mengkoordinasikan dengan Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar P, Ikatsi, Kemenristek Dikti dan Kementerian Perindustrian. ~FRA~