Kementerian Perindustrian meminta kepada industri elektronika nasional untuk menggunakan teknologi terkini dalam proses produksi sebagai upaya memacu inovasi dan nilai tambah produk. Langkah ini sekaligus menyiapkan industri dalam negeri menghadapi Industri 4.0 yang memfokuskan pada kolaborasi proses manufaktur dengan dunia digital.
“Saat ini,pelaku industri di seluruh dunia sedang bertransformasi untuk menyambut Revolusi Industri yang ke-4 atau dikenal dengan istilah Industri 4.0, yang menekankan pada platform Internet of Thingsuntuk mencari langkah-langkah efisiensi dan optimalisasi proses produksi agar mencapai output yang maksimal,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada peresmian Panasonic Solution & Innovation Center di Jakarta, Senin (26/9).
Airlangga mengungkapkan, pihaknya sedang mengkaji beberapa industri untuk dikembangkan sebagai sektor pionir bagi perkembangan Industri 4.0 di Indonesia, antara lain industri pupuk, baja, tekstil dan produk tekstil serta memungkinkan untuk industri elektronika. (www.ejfr.org) “Dengan adanya sarana ini, saya yakin bertransformasinya industri Indonesia menuju Industri 4.0 tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama,” tegasnya.
Oleh karena itu, Menperin memberikan apresiasi atas berdirinya Panasonic Solution & Innovation Centerdi Indonesia karena akan mendorong penciptaan varian baru dan peningkatakan kualitas khususnya produk elektronika yang sesuai kebutuhan masyarakat saat ini.
“Sarana ini juga sangat membantu program pemerintah, sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional, bahwa langkah awal untuk membangun industri nasional adalah dengan meningkatkan nilai tambah industri Indonesia,” papar Airlangga.
Menperin pun meminta kepada Panasonic agar dapat berkolaborasi dengan dunia pendidikan, industri dan masyarakat dalam upaya mencari solusi-solusi mutakhir bagi peningkatan teknologi manufaktur sehingga industri nasional mampu berdaya saing di pasar domestik dan global.
Misalnya di dunia pendidikan,kata Airlangga, diutamakan menggandeng pendidikan vokasi atau perguruan tinggi guna meningkatkan kompetensisumber daya manusia (SDM)industri sesuai kebutuhan dunia usaha. “Kolaborasi ini juga akan menjamin terjadinya transfer of knowledge dan transfer of technology bagi para industriawan Indonesia,” tuturnya.
Menperin optimistis, apabila hal tersebut dapat dilakukan, akan terlahir inovator-inovator muda dari Indonesia yang mampu menciptakan karya-karya yang mengglobal dan menjadikan industri Indonesia makin tangguh dan berkembang. “Itulah pentingnya kegiatan riset dan pengembangan teknologi di sektor industri,” tegasnya.
Untuk masa depan
Pada kesempatan yang sama, Executive Officer Panasonic Corporation, Hiroyuki Aota menyampaikan, Panasonic Business Innovation Center dan Yayasan MatsushitaGobel membangun showroom Solution & Innovation Center dengan menerapkan teknologi terkini agar menjadi salah satu wadah dalam mendorong penciptaan berbagai inovasi produk dan teknologi terutama bidang elektronika sesuai kebutuhan masyarakat. Hal ini sejalan untuk mewujudkan visi perusahaan: A better Life A Better World.
“Panasonic mendukung penuh pengembangan industri elektronika, termasuk melalui showroom ini, yang akan menjadi pusat inovasi dan wadah untuk memamerkan berbagai kecanggihan teknologimasa kini. Sarana ini juga menjadi wadah pembelajaran yang baik untuk berbagai perusahaan manufaktur elektronika di Indonesia dalam rangka menciptakan produk berkualitas tinggi yang lebih bermanfaat bagi masa depan,” paparnya.
Oleh karena itu, Hiroyuki berharap kepada pelaku idustri elektronika di Indonesia dan berbagai pihak lainnya agar ikut memanfaatkan fasilitas-fasilitas penelitian dan pengembangan di Panasonic Solution & Innovation Center dalam mewujudkan visi bersama untuk kehidupan yang lebih baik ke depannya.
“Pusat inovasi ini menampilkan beragam teknologi manufaktur Panasonic, seperti mesin Screen Printer, Surface Mount, dan Welding Machine. Seluruh teknologi tersebut mencerminkan bahwa generasi masa kini mampu berkarya untuk memberikan kemudahan dan kehidupan yang lebih baik,” tuturnya.
Sarana ini juga memamerkan beragam produk dari mitra-mitra Panasonic seperti 3D-Inspection Machine Kohyoung. Seluruh teknologi tersebut mengedepankan efisiensi energi, dikemas dalam desain masa kini, dan memiliki keunggulanJapan Quality.
Hiroyuki menjelaskan, Panasonic Solution & Innovation Center terdiri dari lima zona berbeda, yaitu Concept Zone, SMT Zone, Control Center, Welding Zone, serta New Device & Product Zone. “Setiap zona akan memberikan pengalaman tersendiri kepada pengunjung yang ingin memperkaya pengetahuan mereka tentang produk dan industri elektronika,” kata Hiroyuki. Selain itu, pengunjung dapat melakukan uji coba berbagai materi atau komponen elektronika yang tersedia.
Bangunan dua lantai seluas 434 meter persegi ini berada satu komplek dengan Panasonic Manufacturing Indonesia. Fasilitas bangunan ini juga dilengkapi dengan aula seminar dan ruang konferensi untuk memfasilitasi berbagai seminar dan kegiatan terkait otomasi pabrik.
Sebelum membuka Solution & Innovation Center di Indonesia, Panasonic telah membuka showroom serupa di Bangkok, Thailand pada September 2016 dan di Chicago, Amerika Serikat pada Juli 2016. Dalam rangka memperluas upaya inovasi produk dan teknologi ke seluruh dunia pada masa depan, Panasonic akan membuka showroom lainnya di sejumlah kota-kota besar seperti di Hanoi, Vietnam.