Yusuf Waluyo Jati
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan investasi di industri telematika pada tahun ini tumbuh 5%-10% dibandingkan dengan tahun lalu menjadi US$1 miliar.
Peningkatan investasi tersebut diharapkan bisa segera terealisasi, menyusul mulai melambatnya dampak krisis ekonomi dunia akibat subprime mortgage di AS.
Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Kemenperin Budi Darmadi mengatakan industri teknologi informasi (IT) adalah salah satu sektor yang mampu menyerap investasi cukup besar pada tahun ini.
”Pada tahun ini, banyak investasi baru yang segera direalisasikan seperti di produk optical pick-up [perangkat lunak pembaca file optik] dan sektor-sektor lain yang memperluas usaha,” katanya ketika dikonfirmasi Bisnis.com petang ini.
Adapun investasi baru yang direalisasikan tersebut di antaranya dilakukan oleh perusahaan telematika asal China yakni Huawei.
Perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk membangun infrastruktur broadband wireless access (BWA) sesuai standar wimax.
Budi mengatakan industri TI sampai saat ini menyerap tenaga kerja hingga 4.000 orang dengan pertumbuhan rerata 8% per tahun.
Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan dengan industri elektronik konsumsi berbasis home appliances yang rerata tumbuh sekitar 7% per tahun.
Berdasarkan catatan Kemenperin, ekspor produk telematika pada tahun lalu mencapai US$3 miliar.
Ekspor terbesar disumbangkan oleh produk printer dengan nilai mencapai US$1,1 miliar, disusul oleh kamera digital sekitar US$600 juta, dan monitor serta televisi senilai US$1miliar.
”Ekspor tersebut sudah hampir menyamai ekspor kayu nasional. Khusus untuk software dan konten saja sudah mencapai US$200 juta sedangkan impor produk telematika masih didominasi oleh produk ponsel yang nilainya tahun lalu mencapai US$2,5 miliar,” katanya.
Direktur Industri Telematika Ditjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Kemenperin Ramon Bangun optimistis investasi di industri telematika tumbuh 5% – 10% pada tahun ini seiring dengan membaiknya daya beli konsumen global serta meningkatnya permintaan di dalam negeri.
”Kami menargetkan investasi telematika bisa tumbuh 5%-10% pada tahun ini. Adapun akumulasi nilai investasinya tak mustahil mencapai US$1 miliar karena cakupan produk telematika sangat luas,” katanya.
Menurut dia, Sanyo Electronic Co, produsen elektronik Jepang, berencana merelokasi pabrik kamera digital dari China ke Indonesia seiring dengan mulai tidak kompetitifnya struktur biaya produksi di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Sumber: Kontan.co.id, 14 Juni 2010