TEMPO Interaktif, Jakarta: Optimisme dilangsungkannya pertemuan tingkat tinggi dari negara – negara yang tergabung dari G-20 mampu mendorong penguatan bursa dan mata uang regional. Nilai tukar rupiah dan bursa domestik juga ikut menguat terkena imbas faktor regional.
Masuknya kembali aliran dana asing (capital inflow) ke pasar saham dan obligasi mampu memicu penguatan rupiah dalam tiga hari berturut – turut sehingga mencapai level tertingginya sejak akhir Januari lalu. Secara akumulasi sepekan nilai tukar rupiah kembali terapresiasi 50 poin menjadi Rp 11.450 per dolar AS dibanding posisi pekan sebelumnya Rp 11.500 per dolar AS.
Demikian pula dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kembali reli dan membukukan kenaikan dalam empat hari berturut – turut dan untuk pertama kalinya bertengger diatas 1.500 sejak 16 Oktober 2008 lalu. Indeks selama sepekan kemarin naik 37,616 poin (2,57 persen) ke 1.500,361 dari penutupan pekan sebelumnya 1.462,745.
Analis dari Sinarmas Sekuritas Alfiansyah mengungkapkan faktor positif domestik dari stabilitas laju inflasi dan penurunan suku bunga patokan BI Rate mampu menjadi perangsang bagi pergerakan rupiah dan indeks. Sedangkan dari eksternal, dilangsungkannya pertemuan G-20 yang bertujuan untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi global mampu memicu optimisme pasar.
Selama stabilitas keamanan dan ekonomi masih tetap terjaga dalam pelaksanaan pemilihan umum minggu ini pasar akan merespon positif, sehingga investor terutama asing akan kembali memburu saham dan obligasi, paparnya.
Alfian memperkirakan, setelah berhasil mencapai 1.500 indeks akan menuju ke 1.570 sebagai target berikutnya. Rupiah akan kembali mencoba mendekati ke level Rp 11 ribu per dolar AS.