TEMPO Interaktif, Jakarta:Langkah Bank Tabungan Negara (BTN) menurunkan tingkat suku bunga kredit perumahan rakyat sebesar 0,5 persen bulan depan diperkirakan akan memicu bank lain melakukan tindakan serupa. “Bank lain pasti ikut menurunkan bunganya karena tak mau market share (pangsa pasar)-nya berkurang,” ujar ekonom Bank Negara Indonesia (BNI)Ryan Kiryanto kepada Tempo, Selasa (24/3).
Sebabnya, BTN adalah pemimpin pasar (market leader) untuk kredit perumahan rakyat. Jika bank lain tak ikut mengoreksi tingkat suku bunga, maka pangsa pasarnya akan tergerus karena konsumen memilih bank yang menawarkan bunga lebih rendah.
Menurut Ryan, bank yang proporsi kredit perumahannya cukup besar dalam kredit konsumsinya, seperti Bank CIMB Niaga dan BNI, mulai sekarang akan berancang-ancang menghitung seberapa jauh penurunan yang bisa dilakukan. “Perkiraan saya, kisarannya tak akan jauh dari 0,5 persen yang diberikan BTN,” katanya. Penurunan bank lain, ia melanjutkan, akan diberikan tak lama setelah BTN benar-benar menurunkan bunganya.
Ia berpendapat, penurunan suku bunga ini akan menggenjot pertumbuhan kredit perumahan yang sebelumnya diperkirakan melambat akibat imbas krisis global. Calon debitor bakal bertambah, dan bank memiliki ruang ekspansi kredit yang lebih longgar. Sedangkan debitor yang telah ada bisa membayar lebih ringan, sehingga resiko kredit bermasalah bagi bank pun berkurang. “Kredit perumahan akan makin diandalkan perbankan,” tuturnya.
Makin bergairahnya kredit perumahan, kata dia, juga akan memberikan multiplier effect alias banyak dampak baik di sektor lainnya. Sebab, bertambahnya kredit berarti proyek perumahan bertambah pula, yang membutuhkan lebih banyak bahan bangunan dan tenaga kerja.